NAMA : NINDY CHAIRUN NISA
NPM : 55212335
KELAS : 2DF02
ANGKRINGAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dari hari ke hari usaha Makanan Angkringan ini ternyata berkembang, banyak sekali
peminatnya di Kota Tangerang. Perkembangan usaha ini tak lepas juga dari kerja keras
pasangan ini dalam menjalankan usaha. “mungkin karena dari sisi harga sangat
terjangkau, itu yang kami jual, menyediakan makanan murah meriah, dengan
kualitas tetep terjaga”, ungkap Pasangan
Ibu Juweni dan Bapak Agus.
Disamping itu, lapak gerobak angkringan serta
lesehannya juga menawarkan suasana yang berbeda, pembeli akan terus datang jika
mereka puas, itu keyakinan kami, kami kerja keras menjaganya”, tambahnya. Dari
yang semula satu lapak, pasangan ini berfikir untuk mengembangkan ketika ada
tawaran kerjasama dari koleganya. “kemudian kami merekrut tenaga masak dari
kampung kami, sekaligus tenaga-tenaga penjualnya di masing-masing lapak sampai
saat ini kami memiliki 20 lapak”,imbuh pasangan dari Klaten, Jawa Tengah ini.
BAB II
ARTIKEL
Bagi pasangan yang merasa sukses menurut versinya ini Kedisiplinan adalah
faktor yang sangat berpengaruh dalam perkembangan bisnis mereka, terutama dalam
pengelolaan uang, “kami punya prinsip yang kami pegang dari pesan orang tua
kami, bahwa ketika memelihara ayam itu jangan dimakan induknya tapi makanlah
telurnya, ungkapnya. “artinya bahwa dalam menjalankan usaha ini kami
berusaha sekuat mungkin untuk tidak memakai modal usaha untuk keperluan
konsumtif, tetapi kami tetap putar untuk usaha”, terangnya. “karena kami banyak
melihat bahwa seringkali usaha gagal karena si pengusaha justru seenaknya
sendiri menggunakan modalnya, padahal usaha belum jalan, justru modal habis”,
tambahnya.
Ketika ditanya soal persaingan, dimana saat ini banyak
bermunculan usaha sejenis, pasangan ini mengaku tidak takut. “Untuk persaingan,
kami punya prinsip bahwa selama kami tidak menyerang dan bikin rusuh di usaha
orang, Insya Alloh kami juga tidak akan diganggu”, terangnya. “yang penting
kami tetap bekerja keras menjaga kualitas serta rasa makanan yang kami tawarkan
itu tadi, pembeli akan terus datang”, imbuh pasangan ini.
Dari hasil usaha ini, Pasangan Ibu Juweni dan Bapak Agus saat
ini sudah tidak hidup menumpang lagi di rumah saudara, “Alhamdulillah saat ini kami telah memiliki aset berupa tanah, rumah,
mobil untuk operasional usaha”, mengenai pendapatan bersih per bulan
dari usaha ini sambil malu-malu pasangan ini menyebutkan angka, rata-rata Rp 30
juta, sebuah angka yang fantastis dari bisnis yang sederhana ini. Namun yang
menjadi kebanggaan dan kebahagiaan batin bagi pasangan ini adalah ada 35
orang karyawan yang hidup dari usaha ini. “kami sangat bahagia dan bangga
secara batin bisa membantu menaikkan taraf perekonomian karyawan kami.
- See more
at: http://kisahsukses.info/sukses-dengan-bisnis-makanan-angkringan-yang-sederhana.html#sthash.qylPQR2N.dpuf
BAB III
JURNAL
Angkringan berasal dari bahasa
Jawa duduk santai adalah sebuah gerobag dorong yang menjual berbagai macam
makanan dan minuman yang biasa terdapat di setiap pinggir ruas jalan.Beroperasi
mulai sore hari, ia mengandalkan penerangan tradisional yaitu senthir, dan juga dibantu oleh terangnya lampu jalan.
Makanan yang dijual
meliputi nasi kucing,
gorengan, sate usus (ayam),
sate telur puyuh, keripik dan lain-lain. Minuman yang dijualpun beraneka macam
seperti teh, jeruk, kopi,
tape, wedangjahe dan susu.
Semua dijual dengan harga yang sangat terjangkau.
Meski harganya murah, namun
konsumen warung ini sangat bervariasi. Mulai dari tukang becak, tukang
bangunan, pegawai kantor, mahasiswa, seniman, bahkan hingga pejabat dan
eksekutif. Antar pembeli dan penjual sering terlihat mengobrol dengan santai
dalam suasana penuh kekeluargaan.
Angkringan juga terkenal
sebagai tempat yang egaliter karena bervariasinya pembeli yang datang tanpa
membeda-bedakan strata sosial atau SARA. Mereka menikmati makanan sambil bebas
mengobrol hingga larut malam meskipun tak saling kenal tentang berbagai hal
atau kadang berdiskusi tentang topik-topik yang serius. Harganya yang murah dan
tempatnya yang santai membuat angkringan sangat populer di tengah kota sebagai
tempat persinggahan untuk mengusir lapar atau sekedar melepas lelah.
Akrabnya susana dalam
angkringan membuat nama angkringan tak hanya merujuk kedalam tempat tetapi ke
suasana, beberapa acara menadopsi kata angkringan untuk menggambarkan suasana
yang akrab saling berbagi dan menjembatani perbedaan, seperti Angkringan JTF
yang diadakan oleh Litbang dan juga Angkringan
Ramadhan yang sering digelar di kampus-kampus menjelang buka puasa.
0 komentar:
Posting Komentar