Senin, 31 Maret 2014

Komunikasi Non Verbal

KOMUNIKASI NONVERBAL



Komunikasi Non Verbal
Manusia dalam berkomunikasi selain menggunakan kode verbal juga memakai kode nonverbal, kode nonverbal biasa disebut isyarat atau bahasa diam  (silent language)jadi kita mempersepsi manusia tidak hanya lewat komunikasi verbal saja tetapi melalui komunikasi nonverbal. Lewat kmunikasi nonverbal kita bisa mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, apakah sedang marah, bingung, atau sedih. Kesan awal kita mengenal seseorang sering didasarkan pada perilaku non verbalnya, yang mendorong kita untuk mengenal lebih jauh.
Komunikasi atau pesan nonverbal secara sederhana adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan atau simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan dari pada simbol verbal. Bahasa verbal sebangun dengan bahasa nonverbal, sebagai contoh ketika kita mengatakan “ya” pasti kepala kita mengangguk.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

Fungsi komunikasi nonverbal
Meskipun dalam teoritis komunikasi verbal dan nonverbal dapat dipisahkan, tapi pada kenyataannya keduanya selalu jalin-menjalin dalam kehidupan sehari-hari, rangsangan verbal dan nonverbal itu hampir selalu berlangsung bersama-sama dalam kombinasi.
Dalam hubungannya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
Perilaku nonverbal dapat meyakinkan dan mengulangi perilaku verbal.Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya anda melambaikan tangan seraya mengatakan “selamat jalan”  ketika akan berpisah dengan orang lain atau anda memukulkan tangan anda kemeja untuk menekankan suatu hal tertentu.
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal. Jadi berdiri sendiri, misalnya anada menggoyangkan tangan anda dengan telapak tangan mengarah kedepan sebagai pengganti kata “tidak”. Anda  menunjuk kedepan tanpa mengatakan mengatakan “disana” kepada seseorang yang menanyakan dimana ruangannya pak? Tanpa berbicara sedikit pun.
Perilaku non verbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya anda melihat jam atau membereskan buku ketika waktu perkuliahan telah usai didepan seorang dosen. Sehingga dosen segera menutup perkuliahannya.
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal. Misalnya seorang suami mengatakan kepada istrinya “bagus” ketika dimintai komentar oleh istrinya mengenakan gaun yang beru dibelinya, seraya terus membawa surat kabar atau menonton televisi. Seorang dosen sering melihat jamnya sampai dua tiga kali padahal sebelumnya dia mengatakan ada waktu yang banyak untuk mahasiswanya.
Perilaku nonverbal dapat melengkapi (complement), kita juga menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal. Sebagai contoh anda akan tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-geleng kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang
Kita biasanya lebih mempercayai pesan nonverbal daripada pesan verbal karena dari tingkahlakunya akan menunjukkan seberapa benarkah yang seseorang katakan, karena dari nonverbal dapat iketahui bagaimana kerakteristik seseorang apakah dia bohong, jujur, sedih dan lain-lain. Kita bisa mengendalikan sedikit perilaku nonverbal, namun kebanyakan perilaku nonverbal itu diluar kesadaran kita. Kita dapat memutuskan dengan siapa kita berbicara, kapan kita berbicara serta topik apa yang akan kita bicarakan, tetapi sulit mengendalikan ekspresi wajah senang, malu, ngambek, cuek, anggukan atau gelengan kepala dan sebagainya.

Bahasa tubuh
Setiap anggota tubuh seperti wajah tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik.

Isyarat tangan
Kita sering menyertai ucapan kita dengan isyarat tangan. Untuk memeprteguh pesan verbal kita mnggunakan tangan dalam berkomunikasi sebagi contoh ketika anda  mengatakan “saya” disertai dengan menunjuk diri sendiri.

Gerakan kepala
Pada dasarnya gerakan kepala dalam berkomunikasi dapat memperjelas apa yang dikatakan oleh seseorang atau tanggapan seseoramng terhadap apa yang orang lain katakan, meskipun dalam pelaksanaanya terdapat perbedaan-perbedaan.

Postur Tubuh
Postur tubuh dapat bersifat simbolik. Kita sering mengapresiasikan orang yang berpostur tinggi dengan pendek atau orang gendut dengan kurus. Postur tubuh memang mempengaruhi citra diri seseorang. Beberapa penelitian dilakuakan untuk mengetahui hubungan antara fisik dan karakter. Klsifikasi bentuk tubuih yang dilakukan oleh oleh William sheldom misalnya menunjukkan hubungan antara bentuk tubuh dan karakter seseorang. Ia menghubungkan orang yang gendut dengan sifat malas dan tenang, orang yang tubuh atletis dengan percaya diri, orang yang bertubuh kurus lebih menyenangi aktivitas mental daripada pisik.
Cara berdiri atau berjalan pun dapat memberi pesan pada orang lain apakah orang itu merasa lelah, sehat, bahagia, riang, sedih, atau angkuh. Orang yang berjalan lamban sering diapresiasikan dengan orang yang loyo atau lemah atau mungkin bisa pemalas. Pria yang berjalan tegap dan tenang ketika memasuki ruangan untuk diwawancari memberi kesan percaya diri. Begitu juga dengan duduk.
Ekspresi wajah dan tatapan muka
Banyak orang menganggap bahwa perilaku nonverbal yang paling banyak berbicara adalah ekspresi wajah, khusunya pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata.
Kontak mata mempunyai dua fungsi dalam komunikasi antar pribadi. Yang pertama: fungsi pengatur, untuk memberitahu orang lain apakah anda ingin bicara dengannya atau tidak, kedua fungsi ekspresif memberi tahu orang lain begaimana perasaaan anda terhadapnya apakah anda malu, suka, senang, atau sedih.
Ekspresi wajah merupakan perilaku nonverbal utama yang mengekspresikan keadaan emosional seseorang. Sebagian pakar mengakui, terdapat beberara keadaan emosional yang dikomunikasikan oleh ekspresi wajah yang tampak dipahami secara universal: kebahagian, kesedihan, ketakutan, keterkejutan, kemarahan, kejijikan, dan keinginan.

 Sentuhan
Menurut heslin, terdapat lima kategori sentuhan, yaitu:
Fungsional-profesional. Disini sentuhan bersifat dingin dan berorientasi bisnis, misalnya pelayan toko membantu pelanggan memilih pakaianSosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh pengharapan, aturan, dan praktik sosial yang berlaku. Misalnya berjabatan tangan.
Persahabatan-kehangatan. Ketegori ini meliputi setiap sentuhan yang menandakan afeksi atau hubungan yang akrab, misalnya dua orang yang saling merangkul setelah mereka lama berpisah.
Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan yang menyatakan ketertarikan emosional atau ketertarikan, misalnya mencium pipi orang tua dengan lembut, orang yang sepenuhnya memeluk orang lain, dua orang yang bermain kaki  dibawah meja.Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan dengan kategori sebelumnya, hanya saja motifnya bersifat seksual.

Para bahasa
Para bahasa dapat dipahami merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami atau isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama  suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang ia ucapkan. misalnya kecepatan berbicara, nada, intensitas suara, intonasi, dialek, suara terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, tangis, gerutuan, gumaman, desahan, dan sebagainya. Setiap karakteristik suara itu mengkomunikasikan emosi dan pikiran kita. Suara terengah-engah menandakan kelemahan atau kelelahan, kadang kita bosan mendengarkan pembicaraan orang, bukan karena isi pembicaraanya, melainkan karena cara menyampaikannya yang lamban.para bahasa adalah terpenting kedua setelah ekspresi wajah dalam menyampaikan perasaan dan emosi. Sebagai contoh kemarahan sering diketahui bila sumbernya berbicara keras, dan cepat. Kita juga harus dapat membedakan semuanya dan tergantung pada budaya dan daerah asalnya..

Penampilan pisik
Setiap orang mempunyai persepsi mengenai penampilan fisik seseorang baik itu busananya (model, kualitas bahan, warna dan lainnya), juga ornament lain yang dipakainya seperti kaca mata, sepatu, tas, jam tangan, kalung, gelang, cincin, anting, dan lainnya.sering kali orang juga memberi makna tertentu pada karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti bentuk tubuh, warna kulit, model rambut, dan sebagainya.

Busana
Kita memang cenderung mempresepsikan orang lain dengan hal-hal tertentu ketika melihat busana apa yang mereka gunakan, dan busana yang digunakan dapat menunjukkan identitas seseorang atau symbol keanggotaan. 

Karakteristik fisik
Karakteristik dapat menjelaskan bagaimana seseorang tertentu, seperti orang berjenggot sering dipersepsikan sebagai orang yang fanatik dan fundanmentalis. Karakteristik fisik seperti daya tarik, warna kulit, rambut, kumis, jenggot, dan lipstik. Jelas dapat mengkomunikasikan sesuatu.

Bau-bauan
Bau-bauan terutama yang menyenangkan juga merupakan penyampaian pesan. Kita dapat menduga bagaimana sifat seseorang dan selera makananya atau kepercayaanya berdasarkan bau yang berasal dari tubuhnya dan dari rumahnya.  Bau kemenyan yang berasal dari rumah tetangga kita setiap malam jum’at mengkomunikasikan bagaimana kepercayaaan penghuni rumah tersebut, bau jengkol yang sering dari rumah tetangga menandakan bagaimana selera makan tetangga tersebut.

KEPUSTAKAAN
Cangara,hafied.2004.Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta:PT. Raja grafindo  Persada
Donelly, Gibson ivancevich.1985.Organisai Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html
Mulyana,deddy.2004.ilmukomunikasi.Bandung:PT.RemajaRosdakarya
www.edwias.com/edwias@yahoo.com


Komunikasi Verbal

KOMUNIKASI VERBAL


 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang diucapkan dan komunikasi melalui tulisan. Bahasa merupakan sistem kode komunikasi verbal. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud. Bahasa verbal mengguakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual kita.

Fungsi bahasa dalam kehidupan manusia
Kita sering tidak menyadari pentingnya bahasa, karena kita sepanjang hidup menggunakannya. Kita baru sadar kalau bahasa itu penting ketika kita menemui jalan buntu dalam menggunakan bahasa, misalnya:
Fungsi bahasa yang paling mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek, dan peristiwa. Menurut larry L. Barker, bahasa  memiliki tiga fungsi yaitu: penamaan atau penjulukan (merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang yang menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Fungsi yang ketiga melalui bahasa informasi dapat disampaikan  kepada orang lain baik secara langsung atau tidak. Fungsi ini disebut fungsi transmisi informasi. Tanpa bahasa kita tidak mungkin bertukar informasi kita tidak mungkin menghadirkan sebuah objek dan tempat untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita.
Book ,menjelaskan kalau bahasa memilki tiga fungsi, yaitu: untuk mengenal dunia sekitar kita, berhubungan dengan orang lain, dan untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita.Untuk mempelajari dunia sekeliling kita, bahasa menjadi peralatan yang sangat penting dalam memahami lingkungan.
Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana,2005), bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Ada tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki kamampuan berbahasa, yaitu: Teori pertama disebut operant conditioning yang dikembangkan oleh ahli psikologi behavioristik yang bernama BF. Skinner (1957). Teori ini menekankan unsur ransangan (stimulus) dan tanggapan (reponse) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. Teori ini menyatakan jika suatu organisme dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan memberi reaksi. Teori yang kedua yaitu teori kognitif yang dikembangkan oleh ahli psikologi kognitif Noam Chomsky, teori ini menekankan kompetensi bahasa pada manusia lebih dari apa yang dia tampilkan. Bahasa memilki korelasi dengan pikiran. Oleh karena itu kemampuan bahasa yang ada pada diri manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir. Teori yang ketiga yaitu mediating theory atau teori penengah yang dikembangkan oleh ahli psikologi behavioristik Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak hanya bereaksi terhadap rangsangan yang diterima dari luar tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi internalnya.
Meski ketiga teori tersebut menunjukkan ciri dan alasan masing-masing. Namun ketiganya memeberi tekanan yang sama, bahwa manusia dalam meningkatkan kemampuan untuk berbahasa perlu melalui proses belajar.

Karakteristik bahasa
Bahasa mempunyai karakteristik yaitu:
Pengalihan. Karena bahasa kita mengenal pengalihan (displacement), kita dapat berbicara mengenai hal-hal yang jauh dari kita, baik dari segi tempat maupun waktu. Kita dapat berbicara tentang masa lalu atau masa depan semudah kita berbicara tentang masa kini. Dan kita dapat berbicara tentang hal-hal yang tidak pernah kita lihat seperti tentang manusia duyung, kuda bertanduk, kuda terbang, makhluk planet lain.
Pelenyapan cepat. Suara bicara melenyap dengan cepat. Suara harus diterima dengan segera setelah itu dikirimkan atau kita tidak akan pernah menerimanya.
Kebebasan makna. Isyarat  bahasa mempunyai kebebasab makna, mereka tidak memilki karakteristik atau sifat dari benda atau hal yang mereka gambarkan. Suatu kata memiliki arti atau makna yang mereka gambarkan karena kitalah yang secara bebas yang menentukan arti atau maknanya.
Transmisi budaya. Bentuk bahasa manusia dipancarkan secara budaya atau tradisional. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga berbahasa inggris akan menguasai bahasa inggris atau sedikit banyaknya mereka akan tau bahasa inggris dikarenakan faktor lainnya.


KEPUSTAKAAN
Cangara,hafied.2004.Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta:PT. Raja grafindo  Persada
Donelly, Gibson ivancevich.1985.Organisai Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html
Mulyana,deddy.2004.ilmukomunikasi.Bandung:PT.RemajaRosdakarya
www.edwias.com/edwias@yahoo.com


Jumat, 28 Maret 2014

Komunikasi Bisnis Syariah

KOMUNIKASI BISNIS DALAM TINJAUAN SYARIAH


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya memiliki tujuan utama untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Pencarian profit dilakukan dengan cara memproduksi dan menjual produknya kepada konsumen. Promosi dilakukan oleh bagian penjualan yang berada di dalam divisi marketing. Proses pemasaran ditujukan kepada konsumen untuk mengajak konsumen membeli produk yang ditawarkan perusahaan. Dewasa ini kegiatan pemasaran yang diterapkan oleh sebagian besarperusahaan umumnya bersifat konvensional, pemasar dapat bertindak sesuai dengan kondisi yang ada saat ini, yang terkadang dapat menimbulkan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku untuk pemasar. Tak bisa disangkal, bahwa komunikasi pemasaran (marketing communication) terbukti memegang peranan amat penting, tidak saja untuk menyebarkan pesan tertentu kepada target audiens, tetapi lebih dari itu, juga membentuk dan membangun persepsi serta citra sebuah brand. Di era yang serba digital, dimana komunikasi bisa dilakukan oleh siapa pun, dimana pun dan kapan pun, maka pesan apa pun bisa masuk disetiap celah-celah kehidupan kita. Ibarat bom curah, ia bisa mengenai siapa pun tanpa pandang bulu. Fakta itu menjadi lebih dahsyat lagi manakala aplikasi marketing communication disusupi "ruh" materialisme-kapitalisme dengan balutan dan kemasan liberalisme. Dan dampak yang ditimbulkannya pun sangat berpengaruh.

Rumusan masalah
Perkembangan marketing konvensional saat ini, dalam praktik mengiklankan produk ditemukan berbagai macam masalah yang melanggar undang-undang perlindungan konsumen dan melenceng dari kode etik pemasar yang seharusnya mereka lakukan. Permasalahan ini hendaknya dibenahi agar pihak konsumen memperoleh haknya dan tidak merasa dirugikan oleh pihak pemasar. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dapat ditarik perumusan masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu :
1.      Analisis perilaku pemasar konvensional saat ini.
2.      Bagaimana solusi untuk memperbaiki pola pikir pemasar konvensional dengan konsep marketing    syariah?

Empiris
Tulisan ini akan memberikan gambaran tentang perilaku pemasar konvensional saat ini dan solusi untuk memperbaiki pola pikir pemasar konvensional dengan konsep marketing syariah. Berdasarkan data, badan POM menemukan sekitar 15% iklan obat tradisional ditolak karena materi iklan tidak sesuai dengan kandungan produknya. Pada umumnya pelanggaran dilakukan oleh iklan obat tradisional, produk suplemen makanan dan produk pangan. Berdasarkan pengawasan terhadap 703 iklan obat bebas, sekitar 18% masih belum sesuai dengan materi yang disetujui Badan POM. Sekitar 60% dari 717 iklan produk obat tradisional tidak memenuhi syarat karena materi iklan berisi klaim yang berlebihan. Sekitar 31% dari 517 iklan suplemen makanan menyatakan klaim yang tidak sesuai dengan yang disetujui Badan POM. Kurang lebih 25 dari 3572 iklan kosmetik menyampaikan
klaim yang berlebihan, tidak etis atau tidak relevan dengan kandungan produknya. Sekitar 30% dari 1052 iklan produk pangan memberikan informasi yang berlebihan dan menyesatkan. Berbagai pelanggaran yang terjadi menunjukkan bahwa marketing konvensional belum sesuai dengan kode etik pemasaran.



BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kotler (2002), pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan daninginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai. Proses pemasaran yang dilakukan oleh pemasar agar produknya sampai ke tangankonsumen perlu memperhatikan bauran pemasarannya. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai pasar sasarannya yaitu komponen produk, harga, distribusi dan promosi.
Kotler (2002) mendefinisikan bauran promosi atau IMC (IntegratedMarketing Communication) ke dalam lima cara komunikasi utama, yaitu :
1.      Periklanan, yaitu semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu.
2.      Promosi penjualan, yaitu berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3.      Hubungan masyarakat dan publisitas, yaitu berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya.
4.      Penjualan pribadi, yaitu interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
5.      Pemasaran langsung, yaitu penggunaan surat, telepon, faksimili, email, dan alat penghubung non-personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

      Cara mempromosikan produk yang dilakukan oleh pemasar, salah satunya melalui media periklanan, iklan adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus di bayar, Kotler (2005). Pengembangan iklan dipengaruhi oleh lima pengambilan keputusan utama yang terkait dengan Mission (Misi), Money (uang), Media (Media), Message (Pesan), Measurement (ukuran). Periklanan dapat dilakukan melalui berbagai jenis media massa. Mulai dari iklan elektronik seperti iklan di televisi, radio dan bahkan internet sampai iklan yang melalui media cetak seperti koran, majalah dan tabloid. Iklan dimaksudkan untuk menyalurkan ide barang yang dipasarkan, namun biasanya calon konsumen jarang memperhatikan iklan dengan seksama. Hal ini biasanya dikarenakan calon konsumen enggan menonton atau kurang teliti dalam memahami iklan. Penampilan iklan dalam media elektronik biasanya hanya disajikan dalam hitungan detik, mengingat mahalnya biaya beriklan yang dibutuhkan. Oleh karena itu pemasar berlomba-lomba membuat iklan semenarik mungkin yang dapat diperhatikan dan mempengaruhi calon konsumen. Perilaku dalam manajemen konvensional yang sama sekali tidak terkait bahkan tidak merasa adanya pengawasan melekat, kecuali semata-mata pengawasan dari pimpinan atau atasan.

            Berbeda Dengan marketing  konvensional, Marketing syariah merupakan konsep pemasaran yang masih baru dan belum banyak diterapkan di berbagai perusahaan. Pada umumnya konsep ini diterapkan di perusahaan yang usahanya telah berbasis sistem syariah, sebagai contoh Bank Muamalat. Penerapan marketing syariah dirasa belum bisa dilaksanakan secara cepat dan menyeluruh karena jika dilihat dari tujuan awal perusahaan pada umumnya yaitu mengejar profit sebesar-besarnya, maka diperlukan perubahan pola pikir pemasar agar tujuan marketing syariah tercapai. Adapun tujuan utama marketing syariah ini terdapat 2 macam, yaitu :
1.      Memarketingkan Syariah
Memarketingkan syariah adalah suatu kegiatan memasarkan barang atau jasa yang telah memiliki unsur syariah didalamnya. Perusahaan yang pengelolaannya berlandaskan syariah Islam dituntut untuk bisa bekerja dan bersikap professional dalam dunia bisnis. Selain itu, tingkat pemahaman masyarakat akan diferensiasi yang ditawarkan perusahaan berbasis syariah masih rendah, sehingga dibutuhkan suatu program pemasaran yang komprehensif salah satunya mengenai value propositionproduk-produk syariah yang nantinya diharapkan dapat diterima dengan baik oleh konsumen
2.      Mensyariahkan Marketing
Pemahaman yang keliru mengenai peran pemasaran, dibutuhkan suatu pemahaman akan pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas. Syariah islam sebagai syariah yang utuh dan komprehensif mencakup nilai-nilai tersebut, sehingga diharapkan akan mendukung peran pemasaran untuk menjaga integritas, identitas dan image perusahaan. Selain itu, dengan mensyariahkan marketing sebuah perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi semata, karena pemasar juga akan berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan dapat merubah suatu valueskepada para stakeholder utamanya. Konsep marketing syariah yang ditawarkan dapat memperbaiki citra pemasar yang selama ini diinterpretasikan buruk oleh konsumen, perbaikan citra akan berdampak positif terhadap perusahaan dengan mendatangkan konsumen yang loyal dan dapat meningkatkan profit.

Pakar marketing Indonesia Hermawan Kartajaya bersama dengan Muhammad Syakir Sula (2008) dalam bukunya mengatakan bahwa marketing syariah merupakan suatu proses bisnis yang keseluruhan prosesnya menerapkan nilai-nilai islam, kejujuran juga keadilan. Marketing syariah adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholdersnya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. Hal ini berarti bahwa dalam marketing syariah, seluruh proses baik proses penciptaan, penawaran, maupun perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami.

Selama etika dalam memasarkan barang dapat terjamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi dalam suatu transaksi, maka pemasaran pun diperbolehkan. Prinsip marketing syariah merupakan sistem yang sederhana, cukup dengan menanamkan kejujuran dan keadilan, maka konsumen dengan sendirinya akan loyal kepada perusahaan. Langkah yang harus diambil pemasar syariah adalah selalu mengikuti perkembangan usahanya. Perkembangan adalah
perubahan sesuatu yang pasti akan terjadi, sehingga dalam menyikapinya dibutuhkan cara yang cermat. Perubahan yang terjadi tidak hanya mengarah kepada minat pasar akan suatu produk, namun dapat juga berupa perkembangan teknologi, dan semakin kompetitifnya persaingan yang telah mengarah ke persaingan yang bersifat tidaksehat. Pemasar syariah akan memandang pesaing atau competitor sebagai bagian dari bisnis yang djalankan. Perusahaan dituntut untuk memiliki moral agar tidak terpengaruh ke dalam persaingan yang tidak sehat. Perusahaan sebisa mungkin menciptakan win-win solution antara perusahaan dan pesaingnya, karena yang memegang kendali terhadap pasar bukanlah perusahaan bersangkutan atau pesaing, melainkan masyarakat luas sebagai konsumen. Kepiawaian dalam merebut hati konsumen menjadi faktor penentu keberhasilan produk. Di tengah kondisi pasar yang semakin ramaiperusahaan tidak bisa hanya menggantungkan diri pada presepsi
dalam benak konsumen, konsumen akan menganggap semua produk sama berdasarkan fungsinya, perusahaan harus mulai membidik hati atau jiwa konsumen untuk mendapatkan perhatian lebih dari konsumen terhadap produk perusahaan, sehingga terjalin relasi yang lebih lama (long-term) bukan sesaat (short-term).

Hubungan long-term yang terjadi akan menimbulkan loyalitas konsumen yang tinggi. Citra yang dimiliki perusahaan pun akan semakin kuat dalam benak konsumen. Pada awal penerapan sistem ini, profit belum terlalu terlihat, namun seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan akan mendapatkan simpati konsumen. Simpati ini jika diberi penguatan positif maka akan menimbulkan loyalitas konsumen. Selanjutnya konsumen yang loyal akan mendatangkan profit yang besar dalam jangka waktu yang panjang. Marketing syariah menekankan aspek kejujuran dan keadilan dalam berbisnis. Marketing syariah juga menjunjung tinggi nilai-nilai moral, dan selalu memelihara hubungan baik dan kemitraan dengan pesaing. Nilainilai marketing syariah tidak dapat begitu saja diimplementasikan pada kondisi pasar yang terjadi saat ini. Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menanamkan dan memberikan pelatihan dan pemahaman mengenai marketing syariah. Pemasar ini diberikan bekal kode etik yang harus dilakukan sebagai seorang marketer syariah. Pemasar yang telah memiliki jiwa marketing syariah akan berusaha untuk mencari strategi yang tidak melanggar kode etik. Perusahaan yang akan menerapkan konsep ini pun tidak serta-merta merubah cara pemasarannya secara frontal. Perusahaan tidak dapat secara langsung jujur mengenai segala kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya. Saat transisi sistem pemasaran, perusahaan dapat menerapkan strategi promosi (IMC) yang syariah dalam periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan pribadi dan pemasaran langsung. Strategi yang dapat diterapkan berkaitan dengan aspek IMC yang mendukung pemasaran syariah adalah :
1.      Periklanan, bentuk periklanan yang dapat diterapkan oleh perusahaan telah diatur dalam undang-undang perlindungan konsumen, salah satu ayat menyebutkan bahwa mencantumkan kata ter atau paling, menjelek-jelekan pesaing dan menipu konsumen merupakan bentuk pelanggaran terhadap undang-undang. Pemasar yang memegang prinsip syariah, harus mampu meminimalisir bentuk pelanggaran yang tidak sesuai dengan perundangan yang berlaku.
2.      Promosi penjualan, produk yang dipasarkan semata-mata ditujukan untuk menjual produk bukan menciptakan sifat konsumtif pada konsumen misalnya saja dengan promosi gratis atu pemberian potongan harga yang cukup besar.
3.      Hubungan masyarakat, kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan hendaknya dilandasi prinsip kejujur dan selalu berusaha untuk tidak mengelabui konsumen.
4.      Penjualan pribadi, tenaga penjual harus dididik untuk berkata jujur mengenai produk yang ditawarkan. Pakaian dan atribut yang dikenakan tenaga penjual pun sebaiknya memerhatikan kesopanan dan budaya yang berlaku didaerah setempat.
5.      Pemasaran langsung, kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan yang disampaikan melalui iklan.

Kesesuaian antara promosi dengan praktik pemasaran yang dilakukan merupakan inti dari pemasaran syariah. Penerapan marketing syariah yang menyeluruh dapat memperbaiki citra perusahaan yang sebelumnya dipandang negatif oleh konsumen, akibat dari penyimpangan yang terjadi dalam marketing konvensional. Perbaikan citra ini akan memberi penguatan positif kepada konsumen agar loyal terhadap perusahaan dengan adanya loyalitas konsumen, word of mouthcommunication (WOM) dapat terjadi dengan sendirinya. Perusahaan pun akan diuntungkan karena tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk beriklan dan WOM sesuai dengan karakter konsumen Indonesia.



BAB III
PENUTUP

Sistem marketing syariah merupakan solusi yang dapat ditawarkan kepada perusahaan dalam menghadapi persaingan yang terjadi. Hal ini berarti bahwa dalam marketing syariah, seluruh proses baik proses penciptaan, penawaran, maupun perubahan nilai (value), tidak boleh terdapat hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami. Langkah yang dapat ditempuh perusahaan untuk menerapkan konsep marketing syariah yaitu dengan memberikan pelatihan dan pemahaman mengenai marketing syariah kepada pemasar. Mental pemasar yang telah berubah akan membuat persaingan yang tidak sehat antar pemasar akan hilang. Konsep marketing syariah menawarkan iklim persaingan bisnis yang sehat dengan mengedepankan keunggulan masing-masing perusahaan tanpa mencari celah kekurangan perusahaan pesaing. Kondisi persaingan yang demikian, menjadikan konsumen semakin terdidik dan cerdas, sehingga mereka akan lebih percaya kepada pemasar syariah. Pemasar konvensional yang mulai kehilangan kepercayaan konsumen akan menganggap bahwa marketing syariah merupakan solusi yang tepat, dan mereka akan beranjak untuk mengadopsi system marketing syariah tersebut. Bentuk strategi yang dapat dijalankan untuk menunjang marketing syariah adalah dengan mengubah lima konsep Integrated Marketing Communication. Marketing syariah merupakan solusi dari konsep pemasaran yang dapat diterapkan oleh pemasar konvensional. Keunggulan yang akan didapat perusahaan dari maketing syariah berupa kepercayaan dari konsumen. Apabila kepercayaan telah tertanam di dalam diri konsumen maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dalam jangka panjang. Kesetiaan konsumen terhadap produk suatu perusahaan ditimbulkan dari kejujuran dan keadilan sikap pemasar. Oleh karena itu, pemasar konvensional diharapkan dapat menerapkan konsep marketing syariah.