Senin, 31 Maret 2014

Komunikasi Non Verbal

KOMUNIKASI NONVERBAL



Komunikasi Non Verbal
Manusia dalam berkomunikasi selain menggunakan kode verbal juga memakai kode nonverbal, kode nonverbal biasa disebut isyarat atau bahasa diam  (silent language)jadi kita mempersepsi manusia tidak hanya lewat komunikasi verbal saja tetapi melalui komunikasi nonverbal. Lewat kmunikasi nonverbal kita bisa mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, apakah sedang marah, bingung, atau sedih. Kesan awal kita mengenal seseorang sering didasarkan pada perilaku non verbalnya, yang mendorong kita untuk mengenal lebih jauh.
Komunikasi atau pesan nonverbal secara sederhana adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan atau simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan dari pada simbol verbal. Bahasa verbal sebangun dengan bahasa nonverbal, sebagai contoh ketika kita mengatakan “ya” pasti kepala kita mengangguk.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

Fungsi komunikasi nonverbal
Meskipun dalam teoritis komunikasi verbal dan nonverbal dapat dipisahkan, tapi pada kenyataannya keduanya selalu jalin-menjalin dalam kehidupan sehari-hari, rangsangan verbal dan nonverbal itu hampir selalu berlangsung bersama-sama dalam kombinasi.
Dalam hubungannya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
Perilaku nonverbal dapat meyakinkan dan mengulangi perilaku verbal.Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya anda melambaikan tangan seraya mengatakan “selamat jalan”  ketika akan berpisah dengan orang lain atau anda memukulkan tangan anda kemeja untuk menekankan suatu hal tertentu.
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal. Jadi berdiri sendiri, misalnya anada menggoyangkan tangan anda dengan telapak tangan mengarah kedepan sebagai pengganti kata “tidak”. Anda  menunjuk kedepan tanpa mengatakan mengatakan “disana” kepada seseorang yang menanyakan dimana ruangannya pak? Tanpa berbicara sedikit pun.
Perilaku non verbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya anda melihat jam atau membereskan buku ketika waktu perkuliahan telah usai didepan seorang dosen. Sehingga dosen segera menutup perkuliahannya.
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal. Misalnya seorang suami mengatakan kepada istrinya “bagus” ketika dimintai komentar oleh istrinya mengenakan gaun yang beru dibelinya, seraya terus membawa surat kabar atau menonton televisi. Seorang dosen sering melihat jamnya sampai dua tiga kali padahal sebelumnya dia mengatakan ada waktu yang banyak untuk mahasiswanya.
Perilaku nonverbal dapat melengkapi (complement), kita juga menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal. Sebagai contoh anda akan tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-geleng kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang
Kita biasanya lebih mempercayai pesan nonverbal daripada pesan verbal karena dari tingkahlakunya akan menunjukkan seberapa benarkah yang seseorang katakan, karena dari nonverbal dapat iketahui bagaimana kerakteristik seseorang apakah dia bohong, jujur, sedih dan lain-lain. Kita bisa mengendalikan sedikit perilaku nonverbal, namun kebanyakan perilaku nonverbal itu diluar kesadaran kita. Kita dapat memutuskan dengan siapa kita berbicara, kapan kita berbicara serta topik apa yang akan kita bicarakan, tetapi sulit mengendalikan ekspresi wajah senang, malu, ngambek, cuek, anggukan atau gelengan kepala dan sebagainya.

Bahasa tubuh
Setiap anggota tubuh seperti wajah tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik.

Isyarat tangan
Kita sering menyertai ucapan kita dengan isyarat tangan. Untuk memeprteguh pesan verbal kita mnggunakan tangan dalam berkomunikasi sebagi contoh ketika anda  mengatakan “saya” disertai dengan menunjuk diri sendiri.

Gerakan kepala
Pada dasarnya gerakan kepala dalam berkomunikasi dapat memperjelas apa yang dikatakan oleh seseorang atau tanggapan seseoramng terhadap apa yang orang lain katakan, meskipun dalam pelaksanaanya terdapat perbedaan-perbedaan.

Postur Tubuh
Postur tubuh dapat bersifat simbolik. Kita sering mengapresiasikan orang yang berpostur tinggi dengan pendek atau orang gendut dengan kurus. Postur tubuh memang mempengaruhi citra diri seseorang. Beberapa penelitian dilakuakan untuk mengetahui hubungan antara fisik dan karakter. Klsifikasi bentuk tubuih yang dilakukan oleh oleh William sheldom misalnya menunjukkan hubungan antara bentuk tubuh dan karakter seseorang. Ia menghubungkan orang yang gendut dengan sifat malas dan tenang, orang yang tubuh atletis dengan percaya diri, orang yang bertubuh kurus lebih menyenangi aktivitas mental daripada pisik.
Cara berdiri atau berjalan pun dapat memberi pesan pada orang lain apakah orang itu merasa lelah, sehat, bahagia, riang, sedih, atau angkuh. Orang yang berjalan lamban sering diapresiasikan dengan orang yang loyo atau lemah atau mungkin bisa pemalas. Pria yang berjalan tegap dan tenang ketika memasuki ruangan untuk diwawancari memberi kesan percaya diri. Begitu juga dengan duduk.
Ekspresi wajah dan tatapan muka
Banyak orang menganggap bahwa perilaku nonverbal yang paling banyak berbicara adalah ekspresi wajah, khusunya pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata.
Kontak mata mempunyai dua fungsi dalam komunikasi antar pribadi. Yang pertama: fungsi pengatur, untuk memberitahu orang lain apakah anda ingin bicara dengannya atau tidak, kedua fungsi ekspresif memberi tahu orang lain begaimana perasaaan anda terhadapnya apakah anda malu, suka, senang, atau sedih.
Ekspresi wajah merupakan perilaku nonverbal utama yang mengekspresikan keadaan emosional seseorang. Sebagian pakar mengakui, terdapat beberara keadaan emosional yang dikomunikasikan oleh ekspresi wajah yang tampak dipahami secara universal: kebahagian, kesedihan, ketakutan, keterkejutan, kemarahan, kejijikan, dan keinginan.

 Sentuhan
Menurut heslin, terdapat lima kategori sentuhan, yaitu:
Fungsional-profesional. Disini sentuhan bersifat dingin dan berorientasi bisnis, misalnya pelayan toko membantu pelanggan memilih pakaianSosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh pengharapan, aturan, dan praktik sosial yang berlaku. Misalnya berjabatan tangan.
Persahabatan-kehangatan. Ketegori ini meliputi setiap sentuhan yang menandakan afeksi atau hubungan yang akrab, misalnya dua orang yang saling merangkul setelah mereka lama berpisah.
Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan yang menyatakan ketertarikan emosional atau ketertarikan, misalnya mencium pipi orang tua dengan lembut, orang yang sepenuhnya memeluk orang lain, dua orang yang bermain kaki  dibawah meja.Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan dengan kategori sebelumnya, hanya saja motifnya bersifat seksual.

Para bahasa
Para bahasa dapat dipahami merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami atau isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama  suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang ia ucapkan. misalnya kecepatan berbicara, nada, intensitas suara, intonasi, dialek, suara terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, tangis, gerutuan, gumaman, desahan, dan sebagainya. Setiap karakteristik suara itu mengkomunikasikan emosi dan pikiran kita. Suara terengah-engah menandakan kelemahan atau kelelahan, kadang kita bosan mendengarkan pembicaraan orang, bukan karena isi pembicaraanya, melainkan karena cara menyampaikannya yang lamban.para bahasa adalah terpenting kedua setelah ekspresi wajah dalam menyampaikan perasaan dan emosi. Sebagai contoh kemarahan sering diketahui bila sumbernya berbicara keras, dan cepat. Kita juga harus dapat membedakan semuanya dan tergantung pada budaya dan daerah asalnya..

Penampilan pisik
Setiap orang mempunyai persepsi mengenai penampilan fisik seseorang baik itu busananya (model, kualitas bahan, warna dan lainnya), juga ornament lain yang dipakainya seperti kaca mata, sepatu, tas, jam tangan, kalung, gelang, cincin, anting, dan lainnya.sering kali orang juga memberi makna tertentu pada karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti bentuk tubuh, warna kulit, model rambut, dan sebagainya.

Busana
Kita memang cenderung mempresepsikan orang lain dengan hal-hal tertentu ketika melihat busana apa yang mereka gunakan, dan busana yang digunakan dapat menunjukkan identitas seseorang atau symbol keanggotaan. 

Karakteristik fisik
Karakteristik dapat menjelaskan bagaimana seseorang tertentu, seperti orang berjenggot sering dipersepsikan sebagai orang yang fanatik dan fundanmentalis. Karakteristik fisik seperti daya tarik, warna kulit, rambut, kumis, jenggot, dan lipstik. Jelas dapat mengkomunikasikan sesuatu.

Bau-bauan
Bau-bauan terutama yang menyenangkan juga merupakan penyampaian pesan. Kita dapat menduga bagaimana sifat seseorang dan selera makananya atau kepercayaanya berdasarkan bau yang berasal dari tubuhnya dan dari rumahnya.  Bau kemenyan yang berasal dari rumah tetangga kita setiap malam jum’at mengkomunikasikan bagaimana kepercayaaan penghuni rumah tersebut, bau jengkol yang sering dari rumah tetangga menandakan bagaimana selera makan tetangga tersebut.

KEPUSTAKAAN
Cangara,hafied.2004.Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta:PT. Raja grafindo  Persada
Donelly, Gibson ivancevich.1985.Organisai Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html
Mulyana,deddy.2004.ilmukomunikasi.Bandung:PT.RemajaRosdakarya
www.edwias.com/edwias@yahoo.com


0 komentar:

Posting Komentar