KOMUNIKASI NONVERBAL
Komunikasi Non Verbal
Manusia dalam berkomunikasi selain menggunakan kode verbal juga memakai
kode nonverbal, kode nonverbal biasa disebut isyarat atau bahasa diam (silent
language)jadi kita mempersepsi manusia tidak hanya lewat komunikasi verbal saja
tetapi melalui komunikasi nonverbal. Lewat kmunikasi nonverbal kita bisa
mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, apakah sedang
marah, bingung, atau sedih. Kesan awal kita mengenal seseorang sering
didasarkan pada perilaku non verbalnya, yang mendorong kita untuk mengenal
lebih jauh.
Komunikasi atau pesan nonverbal secara sederhana adalah semua isyarat yang
bukan kata-kata. Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi.
Pesan atau simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan dari pada
simbol verbal. Bahasa verbal sebangun dengan bahasa nonverbal, sebagai contoh
ketika kita mengatakan “ya” pasti kepala kita mengangguk.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang
menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk
melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis.
Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan.
Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin,
saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.
Fungsi komunikasi nonverbal
Meskipun dalam teoritis komunikasi verbal dan nonverbal dapat dipisahkan,
tapi pada kenyataannya keduanya selalu jalin-menjalin dalam kehidupan
sehari-hari, rangsangan verbal dan nonverbal itu hampir selalu berlangsung
bersama-sama dalam kombinasi.
Dalam hubungannya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal mempunyai
fungsi-fungsi sebagai berikut:
Perilaku nonverbal dapat meyakinkan dan mengulangi perilaku verbal.Menunjukkan
perasaan dan emosi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Memperteguh,
menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya anda melambaikan tangan
seraya mengatakan “selamat jalan” ketika akan berpisah dengan orang lain
atau anda memukulkan tangan anda kemeja untuk menekankan suatu hal tertentu.
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal. Jadi berdiri
sendiri, misalnya anada menggoyangkan tangan anda dengan telapak tangan
mengarah kedepan sebagai pengganti kata “tidak”. Anda menunjuk kedepan
tanpa mengatakan mengatakan “disana” kepada seseorang yang menanyakan dimana
ruangannya pak? Tanpa berbicara sedikit pun.
Perilaku non verbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya anda melihat
jam atau membereskan buku ketika waktu perkuliahan telah usai didepan seorang
dosen. Sehingga dosen segera menutup perkuliahannya.
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku
verbal. Misalnya seorang suami mengatakan kepada istrinya “bagus” ketika
dimintai komentar oleh istrinya mengenakan gaun yang beru dibelinya, seraya
terus membawa surat kabar atau menonton televisi. Seorang dosen sering melihat
jamnya sampai dua tiga kali padahal sebelumnya dia mengatakan ada waktu yang
banyak untuk mahasiswanya.
Perilaku nonverbal dapat melengkapi (complement), kita juga menggunakan
komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang
dikomunikasikan oleh pesan verbal. Sebagai contoh anda akan tersenyum ketika
menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-geleng kepala ketika menceritakan
ketidakjujuran seseorang
Kita biasanya lebih mempercayai pesan nonverbal daripada pesan verbal
karena dari tingkahlakunya akan menunjukkan seberapa benarkah yang seseorang
katakan, karena dari nonverbal dapat iketahui bagaimana kerakteristik seseorang
apakah dia bohong, jujur, sedih dan lain-lain. Kita bisa mengendalikan sedikit
perilaku nonverbal, namun kebanyakan perilaku nonverbal itu diluar kesadaran
kita. Kita dapat memutuskan dengan siapa kita berbicara, kapan kita berbicara
serta topik apa yang akan kita bicarakan, tetapi sulit mengendalikan ekspresi
wajah senang, malu, ngambek, cuek, anggukan atau gelengan kepala dan sebagainya.
Bahasa tubuh
Setiap anggota tubuh seperti wajah tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh
secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik.
Isyarat tangan
Kita sering menyertai ucapan kita dengan isyarat tangan. Untuk memeprteguh
pesan verbal kita mnggunakan tangan dalam berkomunikasi sebagi contoh ketika
anda mengatakan “saya” disertai dengan menunjuk diri sendiri.
Gerakan kepala
Pada dasarnya gerakan kepala dalam berkomunikasi dapat memperjelas apa yang
dikatakan oleh seseorang atau tanggapan seseoramng terhadap apa yang orang lain
katakan, meskipun dalam pelaksanaanya terdapat perbedaan-perbedaan.
Postur Tubuh
Postur tubuh dapat bersifat simbolik. Kita sering mengapresiasikan orang
yang berpostur tinggi dengan pendek atau orang gendut dengan kurus. Postur
tubuh memang mempengaruhi citra diri seseorang. Beberapa penelitian dilakuakan
untuk mengetahui hubungan antara fisik dan karakter. Klsifikasi bentuk tubuih
yang dilakukan oleh oleh William sheldom misalnya menunjukkan hubungan antara
bentuk tubuh dan karakter seseorang. Ia menghubungkan orang yang gendut dengan
sifat malas dan tenang, orang yang tubuh atletis dengan percaya diri, orang
yang bertubuh kurus lebih menyenangi aktivitas mental daripada pisik.
Cara berdiri atau berjalan pun dapat memberi pesan pada orang lain apakah
orang itu merasa lelah, sehat, bahagia, riang, sedih, atau angkuh. Orang yang
berjalan lamban sering diapresiasikan dengan orang yang loyo atau lemah atau
mungkin bisa pemalas. Pria yang berjalan tegap dan tenang ketika memasuki
ruangan untuk diwawancari memberi kesan percaya diri. Begitu juga dengan duduk.
Ekspresi wajah dan tatapan muka
Banyak orang menganggap bahwa perilaku nonverbal yang paling banyak
berbicara adalah ekspresi wajah, khusunya pandangan mata, meskipun mulut tidak
berkata.
Kontak mata mempunyai dua fungsi dalam komunikasi antar pribadi. Yang
pertama: fungsi pengatur, untuk memberitahu orang lain apakah anda ingin bicara
dengannya atau tidak, kedua fungsi ekspresif memberi tahu orang lain begaimana
perasaaan anda terhadapnya apakah anda malu, suka, senang, atau sedih.
Ekspresi wajah merupakan perilaku nonverbal utama yang mengekspresikan
keadaan emosional seseorang. Sebagian pakar mengakui, terdapat beberara keadaan
emosional yang dikomunikasikan oleh ekspresi wajah yang tampak dipahami secara
universal: kebahagian, kesedihan, ketakutan, keterkejutan, kemarahan,
kejijikan, dan keinginan.
Sentuhan
Menurut heslin, terdapat lima
kategori sentuhan, yaitu:
Fungsional-profesional. Disini
sentuhan bersifat dingin dan berorientasi bisnis, misalnya pelayan toko
membantu pelanggan memilih pakaianSosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini
membangun dan memperteguh pengharapan, aturan, dan praktik sosial yang berlaku.
Misalnya berjabatan tangan.
Persahabatan-kehangatan. Ketegori ini meliputi setiap sentuhan yang
menandakan afeksi atau hubungan yang akrab, misalnya dua orang yang saling
merangkul setelah mereka lama berpisah.
Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan yang menyatakan
ketertarikan emosional atau ketertarikan, misalnya mencium pipi orang tua
dengan lembut, orang yang sepenuhnya memeluk orang lain, dua orang yang bermain
kaki dibawah meja.Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan dengan
kategori sebelumnya, hanya saja motifnya bersifat seksual.
Para bahasa
Para bahasa dapat dipahami merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan
yang dapat dipahami atau isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama
suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang ia ucapkan.
misalnya kecepatan berbicara, nada, intensitas suara, intonasi, dialek, suara
terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, tangis, gerutuan,
gumaman, desahan, dan sebagainya. Setiap karakteristik suara itu mengkomunikasikan
emosi dan pikiran kita. Suara terengah-engah menandakan kelemahan atau
kelelahan, kadang kita bosan mendengarkan pembicaraan orang, bukan karena isi
pembicaraanya, melainkan karena cara menyampaikannya yang lamban.para bahasa
adalah terpenting kedua setelah ekspresi wajah dalam menyampaikan perasaan dan
emosi. Sebagai contoh kemarahan sering diketahui bila sumbernya berbicara
keras, dan cepat. Kita juga harus dapat membedakan semuanya dan tergantung pada
budaya dan daerah asalnya..
Penampilan pisik
Setiap orang mempunyai persepsi mengenai penampilan fisik seseorang baik
itu busananya (model, kualitas bahan, warna dan lainnya), juga ornament lain
yang dipakainya seperti kaca mata, sepatu, tas, jam tangan, kalung, gelang,
cincin, anting, dan lainnya.sering kali orang juga memberi makna tertentu pada
karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti bentuk tubuh, warna kulit,
model rambut, dan sebagainya.
Busana
Kita memang cenderung mempresepsikan orang lain dengan hal-hal tertentu
ketika melihat busana apa yang mereka gunakan, dan busana yang digunakan dapat
menunjukkan identitas seseorang atau symbol keanggotaan.
Karakteristik fisik
Karakteristik dapat menjelaskan bagaimana seseorang tertentu, seperti orang
berjenggot sering dipersepsikan sebagai orang yang fanatik dan fundanmentalis.
Karakteristik fisik seperti daya tarik, warna kulit, rambut, kumis, jenggot,
dan lipstik. Jelas dapat mengkomunikasikan sesuatu.
Bau-bauan
Bau-bauan terutama yang menyenangkan juga merupakan penyampaian pesan. Kita
dapat menduga bagaimana sifat seseorang dan selera makananya atau kepercayaanya
berdasarkan bau yang berasal dari tubuhnya dan dari rumahnya. Bau
kemenyan yang berasal dari rumah tetangga kita setiap malam jum’at
mengkomunikasikan bagaimana kepercayaaan penghuni rumah tersebut, bau jengkol
yang sering dari rumah tetangga menandakan bagaimana selera makan tetangga
tersebut.
KEPUSTAKAAN
Cangara,hafied.2004.Pengantar
ilmu komunikasi. Jakarta:PT. Raja grafindo Persada
Donelly, Gibson
ivancevich.1985.Organisai Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html
Mulyana,deddy.2004.ilmukomunikasi.Bandung:PT.RemajaRosdakarya
www.edwias.com/edwias@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar