Unsur-unsur Komunikasi Bisnis
1. Sumber
Kita menggunakan istilah
sumber-penerima sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan
bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (atau
pembicara) sekaligus penerima (atau pendengar). Anda mengirimkan pesan ketika
anda berbicara, menulis, atau memberikan isyarat tubuh. Anda menerima pesan
dengan mendengarkan, membaca, membaui, dan sebagainya.
Tetapi, ketika anda mengirimkan
pesan, anda juga menerima pesan. Anda menerima pesan anda sendiri (anda
mendengar diri sendiri, merasakan gerakan anda sendiri, dan melihat banyak
isyarat tubuh anda sendiri) dan anda menerima pesan dari orang lain (secara
visual, melalui pendengaran, atau bahkan melalui rabaan dan penciuman). Ketika
anda berbicara dengan orang lain, anda memandangnya untuk mendapatkan tanggapan
(untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan, dan sebagainya).
Ketika anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal ini, anda menjalankan fungsi
penerima.
2. Komunikator
Setiap orang yang terlibat dalam
komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan yang utuh. Secara
biologis kita dirancang untuk bertindak sebagai makhluk yang utuh. Kita tidak
dapat bereaksi, misalnya, hanya pada tingkat emosional atau intelektual saja,
karena kita tidak demikian terkotak-kotak. Kita pasti akan bereaksi secara
emosional dan intelektual, secara fisik dan kognitif. Kita bereaksi dengan
tubuh dan pikiran. Barangkali akibat terpenting dari karakteristik ini adalah
bahwa aksi dan reaksi kita dalam komunikasi ditentukan bukan hanya oleh apa
yang dikatakan, melainkan juga oleh cara kita menafsirkan apa yang dikatakan.
Reaksi kita terhadap sebuah film, misalnya, tidak hanya bergantung pada
kata-kata dan gambar dalam film tersebut melainkan pada semua yang ada pada
kita —pengalaman masa lalu kita, emosi kita saat itu, pengetahuan kita, keadaan
kesehatan kita, dan banyak lagi faktor lain. Jadi, dua orang yang mendengarkan
sebuah pesan seringkali menerimanya dengan arti yang sangat berbeda. Walaupun
kata-kata dan simbol yang digunakan sama, setiap orang menafsirkannya secara
berbeda.
Dalam ilmu komunikasi kita menamai
tindakan menghasilkan pesan (misalnya, berbicara atau menulis) sebagai enkoding
(encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam gelombang suara
atau ke atas selembar kertas, kita menjelmakan gagasan-gagasan tadi ke dalam
kode tertentu. Jadi, kita melakukan enkoding.
Kita menamai tindakan menerima pesan
(misalnya, mendengarkan atau membaca) sebagai dekoding (decoding). Dengan
menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi gagasan,
anda menguraikan kode tadi. Jadi, anda melakukan dekoding.
Oleh karenanya kita menamai
pembicara atau penulis sebagai enkoder (encoder), dan pendengar atau pembaca
sebagai dekoder (decoder). Seperti halnya sumber-penerima, kita menuliskan
enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan
bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini secara simultan. Ketika anda berbicara
(enkoding), anda juga menyerap tanggapan dari pendengar (dekoding).
3. Pesan
Pesan komunikasi dapat mempunyai
banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau
kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap
pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah satu-satunya
jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata). Sebagai
contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan
tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan. tersenyum.
Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan komunikasi.
4. Channel atau Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang
dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran,
kita menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan.
Sebagai contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan
(saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat
ini secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan
(saluran olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi
(saluran taktil).
5. Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses,
suatu kegiatan. Walaupun kita mungkin membicarakan komunikasi seakan-akan ini
merupakan suatu yang statis, yang diam, komunikasi tidak pernah seperti itu.
Segala hal dalam komunikasi selalu berubah —kita, orang yang kita ajak
berkomunikasi, dan lingkungan kita.
6. Efek
Komunikasi selalu mempunyai efek
atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada
setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi. Sebagai contoh, anda mungkin
memperoleh pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis,
atau mengevaluasi sesuatu; ini adalah efek atau dampak intelektual atau
kognitif. Kedua, anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap,
keyakinan, emosi, dan perasaan anda; ini adalah dampak afektif. Ketiga, anda
mungkin memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan bola
atau melukis, selain juga perilaku verbal dan noverbal yang patut; ini adalah
dampak atau efek psikomotorik.
7. Faktor yang Diperhatikan dalam
Proses Komunikasi
Karena komunikasi mempunyai dampak,
maka ada masalah etik di sini. Karena komunikasi mengandung konsekuensi, maka
ada aspek benar-salah dalam setiap tindak komunikasi. Tidak seperti
prinsip-prinsip komunikasi yang efektif, prinsip-prinsip komunikasi yang etis
sulit dirumuskan.
Seringkali kita dapat mengamati dampak komunikasi, dan
berdasarkan pengamatan ini, merumuskan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif.
Tetapi, kita tidak dapat mengamati kebenaran atau ketidakbenaran suatu tindak
komunikasi.
Dimensi
etik dari komunikasi makin rumit karena etik begitu terkaitnya dengan falsafah
hidup pribadi seseorang sehingga sukar untuk menyarankan pedoman yang berlaku
bagi setiap orang. Meskipun sukar, pertimbangan etik tetaplah merupakan bagian
integral dalam setiap tindak komunikasi. Keputusan yang kita ambil dalam hal
komunikasi haruslah dipedomani oleh apa yang kita anggap benar di samping juga
oleh apa yang kita anggap efektif.
0 komentar:
Posting Komentar