“Sukses
sering dicapai oleh mereka yang tidak tahu bahwa kegagalan tidak bisa
dihindari.” ~ Coco Chanel
Bermimpi itu gratis.
Tapi, mewujudkan mimpi itu butuh biaya. Hal itu yang sering menghambat
seseorang mengupayakan mimpinya menjadi kenyataan. Ada ketakutan akan
ketidakmampuan menggapai mimpi yang “dianggap” terlalu tinggi. Namun, Tuhan
yang mengatur segalanya. Kita sebagai manusia, sebaiknya terus berusaha
menggapai mimpi. Minimal, demi masa depan yang lebih baik dari sekarang.
Kalau mau berusaha
keras meraih mimpi, niscaya tak ada yang mustahil. Lihat saja kisah perjalanan
kesuksesan Coco Chanel, seorang perancang busana terkenal yang juga pemilik
brand CHANEL. Coco Chanel yang bernama asli Gabrielle Bonheur Chanel hanya
seorang gadis miskin dari keluarga pedagang sayuran di sebuah pasar kecil di
Perancis. Sejak usia 6 tahun, Ibunda Coco meninggal dunia. Setelah kematian
ibunya, Coco bersekolah di asrama Katolik.
Di asrama itu, kisah
sukses wanita kelahiran Perancis, 19 Agustus 1883 itu bermula. Pada saat musim
panas, Coco berlatih menjahit di asrama. Menjahit jadi aktivitas yang ia
gemari, karena dia menjahit sendiri baju-baju yang akan ia kenakan. Lambat
laun, Coco pun berkreasi membuat topi perempuan, baju perempuan, dan masih
banyak produk lain untuk dijual. Dalam setiap desainnya, Coco selalu
mengutamakan kebebasan dan aspek kepraktisan perempuan dalam aktivitas
kesehariannya.
Siapa sangka, hasil
rancangannya banyak disukai perempuan di masa itu. Bersama sang Paman, Coco pun
membuka toko pakaian di luar kota Paris. Tak mau
terus-terusan menjadi penjahit kelas bawah, Coco mengembangkan desain
pakaiannya dengan menggunakan renda, mutiara dan aksesori indah lain.
Usahanya kian
berkembang pada tahun 1910 saat ia membuat topi trim kecil yang cocok digunakan
di ruang terbuka. Topi itu kemudian menjadi tren mode di seluruh dunia. Tahun
1914 menjadi tahun bersejarah, karena di tahun itu, Coco membuka dua butik
resmi Chanel. Pada tahun 1929, saat hanya kaum kaya saja yang menggunakan
celana panjang, Coco melawan mainstream dengan menciptakan tren wanita
menggunakan celana panjang dan pakaian olahraga untuk wanita. Ia selalu pandai
berkreasi, membuat perhatian tertuju padanya.
Kreativitas Coco tak
hanya berhenti di dunia desain pakain saja. Di tahun 1932, Coco Chanel
meluncurkan parfum bernama Chanel No. 5 yang laris di pasaran. Parfum itu
adalah parfum pertama yang diberi merek dari nama seorang perancang busana.
Hingga akhirnya, banyak perancang lain yang mengikuti langkah wanita cantik
ini, memberi merek parfum dengan nama perancangnya.
Pahitnya kehidupan
sudah pernah dirasakan Coco Channel. Ia yang dilahirkan dari keluarga miskin
pun bersumpah akan membuat kaum jenset terkagum-kagum oleh karya-karya
rancangannya, sekaligus merangkak di bawah kakinya. Impiannya tercapai, melalui
kerja keras dan tekad membuat seorang perempuan tampil menarik dalam berbusana.
Perjalanan Coco Chanel terhenti di usia 87 tahun. Ia meninggal pada tanggal 10
Januari 1971 akibat serangan jantung di Hotel Ritz Paris. Di akhir hayatnya,
kerajaan bisnis merek Chanel yang ia bangun dengan susah payah telah
menghasilkan pendapatan sebesar lebih dari 160 juta dolar per tahun .
Mimpi si gadis miskin
yang kemudian melenggang menjadi sosialita yang karyanya dielu-elukan perempuan
di seantero jagad memberi pelajaran berharga. Bahwa kesuksesan bukan hanya
milik mereka yang berasal dari keluarga kaya. Kesuksesan itu milik siapa saja
yang gigih, cerdas dan yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Jangan gentar
dengan hambatan atau rintangan yang ada. Kegagalan tidak dapat dihindari, namun
bisa dihadapi dengan percaya diri.
http://hot.yukbisnis.com/mimpi-coco-chanel
0 komentar:
Posting Komentar