Tentang Penyu
Ditulis oleh Safran Yusri
Penyu laut termasuk ke dalam kelompok reptilia yang mempunyai daerah
jelajah yang sangat luas, yang mendiami laut tropis dan subtropis di seluruh
dunia. Penyu laut diperkirakan telah menghuni bumi ini lebih dari 100 juta tahun.
Oleh karena itu penyu laut dikenal sebagai fosil hidup
Penyu telah mengalami beberapa adaptasi untuk dapat hidup di laut,
diantaranya yaitu dengan adanya tangan dan kaki yang berbentuk seperti sirip
dan bentuk tubuh yang lebih ramping untuk memudahkan mereka berenang di air.
Penyu laut juga memiliki kemampuan untuk mengeluarkan garam-garam air laut yang
ikut tertelan bersama makanan yang mereka makan dan juga kemampuan untuk
tinggal di dalam air dalam waktu yang lama selama kurang lebih 20-30 menit.
Telinga penyu laut tidak dapat dilihat, tetapi mereka memiliki gendang telinga
yang dilindungi oleh kulit. Penyu laut dapat mendengar suara-suara dengan
frekuensi rendah dengan sangat baik dan daya penciuman mereka juga mengagumkan.
Mereka juga dapat melihan dengan sanghat baik di dalam air. Penyu laut memiliki
cangkang yang melindungi tubuh mereka dari pemangsa.
Penyu laut berbeda dengan kura-kura. Apabila dilihat sepintas, mereka
memang terlihat sama. Ciri yang paling khas yang membedakan penyu laut dengan
kura-kura yaitu bahwa penyu laut tidak dapat menarik kepalanya ke dalam apabila
merasa terancam.
Jenis-jenis Penyu di Indonesia
Ada tujuh spesies penyu di dunia. enam diantaranya ditemukan di perairan
Indonesia. yaitu :
Penyu hijau (Chelonia mydas)
Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
Penyu tempayan (Caretta caretta)
Penyu lekang (Lepidochelys olivacea)
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
Penyu pipih (Natator depressus
Spesies penyu yang paling banyak ditemukan dan memiliki wilayah jelajah
yang luas di perairan kepulauan Indonesia adalah Penyu hijau (Chelonia mydas)
diikuti oleh Penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Penyu hijau tidak mudah
dibedakan dengan penyu-penyu lainnya. Kita dapat melihat gambar untuk
mengetahui perbedaannya.
Perkembangbiakkan.
Penyu membutuhkan kurang lebih 15-50 tahun untuk dapat melakukan
perkawinan. Selama masa kawin, penyu laut jantan menarik perhatian betinanya
dengan menggosok-gosokkan kepalanya atau menggigit leher sang betina. Sang
jantan kemudian mengaitkan tubuhnya ke bagian belakang cangkang si betina.
Kemudian ia melipat ekornya yang panjang ke bawah cangkang betina. Beberapa
jantan dapat saling berkompetisi untuk merebut perhatian si betina.
Hanya penyu laut betina yang pergi ke pantai untuk bersarang dan
menetaskan telurnya. Penyu laut jantan jarang sekali kembali ke pantai setelah
mereka menetas. Penyu laut pergi untuk menetaskan telurnya ke pantai dimana
mereka dulu dilahirkan.
Penyu betina naik ke pantai untuk bertelur. Dengan kaki depannya, mereka
menggali lubang untuk meletakkan telur-telurnya. Kemudian mereka mengisi lubang
itu dengan telur-telurnya sebanyak kurang lebih 100 butir (bahkan mungkin
lebih). Kemudian mereka dengan hati-hati menutup kembali lubang tersebut dengan
pasir dan meratakan pasir tersebut untuk menyembunyikan atau menyamarkan letak
lubang telurnya. Setelah proses melelahkan ini selama kurang lebih 1-3 jam
berakhir, mereka kembali ke laut.
Penyu umumnya lambat dan canggung apabila berada di darat, dan bertelur
adalah hal yang sangat melelahkan, Penyu yang sedang bertelur sering terlihat
mengeluarkan air mata, padahal sebenarnya mereka mengeluarkan garam-garam yang
berlebihan di dalam tubuhnya. Beberapa penyu dapat menghentikan proses bertelur
apabila mereka terganggu atau merasa dalam bahaya. Oleh karena itu, sangat
penting diketahui bahwa jangan mengganggu penyu yang sedang bertelur.
Ancaman terhadap penyu
Penyu laut telah mengalami penurunan yang dramatis dalam jumlah populasi
dalam jangka waktu terakhir ini. Bahkan beberapa spesies terancam kepunahan
dalam waktu yang dekat. Di alam, penyu-penyu yang baru menetas menghadapi
ancaman kematian dari hewan-hewan seperti kepiting, burung, dan reptilia
lainnya seperti biawak.
Ancaman yang paling besar bagi penyu di Indonesia, seperti juga halnya di
seluruh dunia, adalah manusia. Pembangunan daerah pesisir yang berlebihan telah
mengurangi habitat penyu untuk bersarang. Penangkapan penyu untuk diambil
tellur, daging, kulit, dan cangkangnya telah membuat populasi penyu berkurang.
Di beberapa negara, penduduk masih mengambili telur penyu untuk dikonsumsi.
Telur-telur itu dapat ditemui di pasar. Penyu hijau termasuk penyu yang
dimanfaatkan secara berlebihan (over eksploitasi ) oleh penduduk Indonesia.
Mereka dibunuh untuk diambil dagingnya. Bali merupakan konsumer terbesar penyu
laut. Mereka menggunakan penyu dalam upacara-upacara adat mereka. Ribuan penyu
telah terbunuh untuk memenuhi permintaan pasar di Bali.
Tindakan penyelamatan
Penyu telah terdaftar dalam daftar Apendik I Konvensi Perdagangan
Internasional Flora dan Fauna Spesies Terancam (Convention on International
Trade of Endangered Species - CITES). Konvensi tersebut melarang semua
perdagangan internasional atas semua produk/hasil yang berasal dari penyu, baik
itu telur, daging, maupun cangkangnya.
Kita sendiri dapat menolong untuk melestarikan spesies penyu laut, yaitu
dengan:
Tidak mengkonsumsi makanan yang berasal dari penyu (telur, daging)
Tidak menggunakan barang-barang yang terbuat dari cangkang penyu (mis:
bingkai kacamata, dll)
Tidak membuang sampah plastik dan benda-benda lain yang berbahaya ke dalam
laut. Penyu tertentu dapat salah mengartikan plastik sebagai makanan mereka
yaitu ubur-ubur, sehingga menyebabkan sakit atau kematian penyu yang
memakannya.
Tidak mengganggu penyu yang sedang bertelur karena mereka dapat
menghentikan proses bertelur apabila merasa terancam.
Tidak mengambili telur-telur penyu karena akan menghancurkan populasi
mereka
Menjaga kesehatan terumbu karang kita. Terumbu karang yang sehat merupakan
tempat makan dan tempat tinggal yang baik untuk penyu.
Turut mendukung program konservasi penyu laut.
Sumber:
Research and Management Techniques for Conservation of Sea Turtles, edited
by Karen L. Eckert, IUCN/SSC Marine Turtle Specialist Group, 1999
Read more: Tentang Penyu | Yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI)
http://www.terangi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=35%3Atentang-penyu&catid=16%3Amakhluk-laut&Itemid=12&lang=id#ixzz2W9MeJ7Yu
0 komentar:
Posting Komentar